A MOTORCYCLE 2BLOGGER 5 NATIONAL PARK

Coming Soon Ride 2 National Park Stage 2 ------- Eastern Indonesia (Ride2theast)

Ride2NationalPark Menerjang Badai di Laut Utara Jawa

#Ride2NationalPark Menerjang Badai di Laut Utara Jawa
#Ride2NationalPark pada malam hari sebelum melakukan penyebrangan paginya di homestay Mulyo Kartini Di pinggir pantai Kartini Jepara, perasaan cemas namun tetap optimis bisa melakukan penyebrangan dengan KMP Siginjay, malam itu angin kencang dan hujan yg cukup deras sudah menyambut kedatangan kami di Jepara, terjadi beberapa obrolan dan menyiapkan plan B bersama partner perjalanan jikalau besok tidak bisa menyebrang menuju karimun jawa. Plant B seperti destinasi wisata di sekitaran Jepara sudah kami persiapkan namun harus tetap optimis untuk bisa menyebrang, di akhir tahun 2013  saya sempat menuju ke kepulauan Karimunjawa dan sudah menunggu 3hari kapal tidak bisa berangkat karena gelombang besar dan badai.

Jam 5pagi kami sudah bangun dan melakukan persiapan untuk penyebrangan ke kepulauan Karimunjawa, pagi itu itu cuaca berpihak bersama kami, cuaca cukup cerah dan terlihat gelombang sangat bersahabat. Tak lupa sarapan dengan sayur sop dan ikan cakalang dengan pelengkap tempe goreng menambah semangat kami untuk melakukan perjalanan laut selama 5jam.

Setelah persiapan dan sarapan dilakukan kami langsung menuju pelabuhan kartini jepara yang jaraknya hanya sekitar 800meter dari homestay Mulyo Kartini tempat kami Menginap, tiket di beli dengan harga orang Rp.57.000 dan tiket motor Rp50.000 kebetulan partner mempunyai kenalan orang dalam pada jauh-jauh hari kami sudah di pesankan tempat untuk motor di dalam kapal. Motor di masukan ke dalam kapal dan di ganjel dengn kayu balok agar tidak goyang dan roboh, saya sempat keluar lagi bersama om Ari Murtanto aka Payrin untuk menuju ATM karena cuaca yg sangat tidak bisa di prediksi kami di sarankan oleh Pak Bambang headquater Gilamotor Evalube membawa uang cash yg banyak agar disana  kalau terjebak kapal yg tidak melaut kami masih aman untuk hidup disana, mengingat disana hanya ada 1bank dan 1mesin atm kabarnya juga mesin atm tidak selalu ada isinya. Di dalam kapal sempat  bersitegang antara anak buah kapal dengan kami karena kami membawa Jerican BBM dan ada isinya menurut ABK Jerican tidak boleh di bawa karena berbahaya bisa menyebabkan kebakaran tapi kami yakin jerican yang kami bawa sudah memenuhi standart prosedur oprasional untuk di bawa berlayar tertera pada tulisan yg ada di jerican, tidak panjang lebar kami mengalah jerican di titipkan pada teman partner.


Setelah dari atm tepat jam 7 kurang 15 menit saya memasuki kapal dek mulai di tutup, klakson khas kapal sudah di bunyikan menandakan kapal sudah mau berangkat dengan cuaca yang cukup cerah, saat itu kami masih nongkrong di bawah memastikan motor kami aman dari goncangan ombak laut yg tiba-tiba, kapal sudah mulai berlayar pemandangan cantik di pagi hari di suguhkan, disisi kanan terlihat gunung Muria dan kiri lautan luas terlihat beberapa perahu nelayan menemani pelayaran kami.
Saat pelayaran dengan KMP Siginjay tak hanya Manusia dan Kendaraan yang ada di dalam kapal tapi juga ada 1ekor kambing, saat itu pelayaran cukup ramai terlihat dari beberapa turis asing dan domestik mengisi tempat yg di sediakan dan lorong-lorong kapal karena tempat duduk sudah penuh, kami juga masih berada di dek kapal sambil menunggu rooftop kapal di buka, biasanya roftop di buka ketika pelayaran ramai untuk memberikan ruangan bagi penumpang kapal.
Setelah setengah jam berlayar yang kami tunggu-tunggu rooftop di buka akhirnya di kabulkan, saya langsung menuju atas untuk melihat dan memastikan masih ada tempat sedangkan partner masih di bawah, kemudian handphone saya keluarkan untuk menelfon partner kalau rooftop sudah di buka.


Setelah 5menit partner datang dengan membawa cemilan dan air mineral. Gelombang dan cuaca pada 1jam pertama terlihat sangat bersahabat, masih di temani oleh gunung Muria di sisi kanan kami dan terlihat lalu lalang beberapa kapal nelayan melengkapi pemandangan yg disuguhkan di atas rooftop kapal. Saat itu sinyal handphonepun dengan provider zmerah masih ada sempat mengabarkan kepada teman-teman dan keluarga kalau kami sudah berlayar menuju kepulauan karimun jawa.


2jam sudah kapal berlayar sinyal handphonepun sudah mulai hilang, gelombang saat itu sudah mulai menggoyangkan KMP Siginjay namun cuaca terihat masih cerah, partner bilang mau tidur di dek bawah karena mengantuk dan saya masih di atas untuk mengabadikan moment-moment yg ditemui di laut dengan kamera kesayangan. Setengah jam setelahnya cuaca menjadi tak menentu disisi kanan sangat gelap di sisi kiri cerah, angin mulai menunjukan jati dirinya meniupkan ke bendera Merah Putih sebagai Lambang Negara Indonesia tertiup angin sangat kencang, ujung-ujung benderapun di cacah oleh angin.


Tepat setegah perlayaran berada di tengah-tengah laut terlihat di maps di handphone saya, untuk sampai di pulau Karimunjawa masih 20mil lagi, kapal yang kami tumpangi di serang badai saat itu saya berada di rooftop kapal terlihat dan terasa sekali gelombang yang menghantam kapal kami, seolah-olah kapal akan terbalik, sempat menghidupkan signal handphone untuk menghubungi rekan di Jawa tapi tak ada signal, dan saya masih bertahan di atas banyak penumpang yg awalnya tidur pada bangun karena kapal terus bergerak kanan dan kiri. Lama kelamaan gelombang dan badai tidak terkontrol ditambah dengan hujan angin cukup kencang membuat penumpanh di rooftop berhamburan masuk ke dek bawah, banyak yg masuk ke kamar mandi sepertinya pada mabuk laut. Hujan dan gelombang semakin deras dan terdengar siara kriek-kriek dari bawah kapal, fikiran terfokus pada motor apa motor kami terbalik saya langsung turun untuk memastikannya, dan ternyata aman. Suara itu adalah suara dari truck yg membawa muatan batu dan pasir cukup riskan karena truck tidak di tali jadi sewaktu-waktu truck bisa geser yg membuat kapal berat sebelah dan terbalik.


Badai masih menerjang pelayaran kami menuju kepulauan Karimunjawa, terlihat partner perjalanan Mas Agus Ramadhan dengan muka pucat, lesu, letih dan lunglai duduk di tangga yang mehubungkan dek bawah dan dek tengah, Mas Agus bercerita kalau mabuk laut dan sudah muntah 5kali sampai perut kosong. Untuk menambah semangatnya saya bilang udah deket kok tinggal beberapa mil lagi sampai padahal masih jauh, tapi saat itu masih terlihat mondar-mandir  kamar mandi untuk muntah dan saya ijin untuk tidur karena sepertinya enak tidur di kondisi yg seperti ini.


Pelayaran kurang 1jam lagi badai semakin besar sayapun di bangunkan oleh suara keras berasal dari truck sepertinya shoknya trus berhantaman, sempat ngobrol dengan bapak yg mengajak istri dan anaknya berbelanja untuk warungnya di jepara, saya bertanya apa sering badai seperti ini pak? Gelombang seperti ini kata bapak sangat jarang tapi sering di jumpai di masa perpindahan angin timur ke barat seperti pelayaran kami kemarin. Ngobrol-ngobrol santai di lanjutkan sambil menggali karimun jawa melalui bapak yg asli karimun ini. Tak terasa klakson kapal sudah di bunyikan pertanda kapal sudah dekat dengan dermaga, kamipun langsung melakukan persiapan untuk melanjutkan perjalanan tujuan kami adalah warung bu ester untuk makan siang, dan saat itu masih hujan sangat deras dan angin kencang.
Keluar dari kapal cukup padat banyak mobil-mobil pickup yg berjajar menunggu kapal sandar dan menurunkan logistik yg ada di kapal. Warung bu Ester tak jauh dari pelabuhan Karimun Jawa, sesampai di sana saya langsung memesan susu coklat panas dan partner memesan jahe panas untuk menghilangkan mabuk lautnya. Sambil menunggu hujan dan badai reda kami akan  ke pantai Tanjung Gelam. Di bu ester kami memakan nasi dengan ikan+tempe yang dimasak bumbu kuning rempah cukup murah makan di sini perorang sekali makan hanya  habis Rp.25.000 udah di tambah jajan-jajanan. Jam 3sore hujan sudah reda tak panjang lebar kami langsung menuju pantai Tanjung Gelam namun saat itu sunset tak terlihat karena mendung yg cukup tebal.  Jalan menuju pantai tanjung gelam awalnya aspal halus dan kemudian memasuki perkampungan tapi sebelumnya ada pungutan dari nenek tua hanya Rp.3000 perorang kata beliau buat memperbaiki jalan, setelahnya jalanan cor sebagian jalan dan jalan tanah yg cukup licin.


Sekitar 2jam di pantai tanjung gelam dan langit sudah mulai gelap kami memutuskan untuk mencari homestay, rencana awal camping di Taman Nasional Karimun Jawa pupus sudah karena faktor cuaca dan ancaman Ular endemik karimun Jawa yaitu Ular Edor. Kami menuju warung AA kami menyebutnya yang terletak di dekat pelabuhan utama KarimunJawa  untuk mencari informasi homestay, setelah sampai kami langsung menanyakan dan beliau langsung mencarikan tak lama kembali dan mengabarkan kalau homestay kami sudah siap, tapi kami masih mau nongkrong di warung ini untuk menghangatkan tubuh denga  segelas jahe dan susu panas. Jam 9malam kami menuju homestay Arjo Wisata Hotel, menurunkan barang dan tidur.
Tobe continue
Latanza firdaus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar